Senin, 20 April 2015

Kemaharajaan Pabrik Karung Delnggu


CatDelanggu kota kecil yang terletak diperbatasan antara Klaten, dan Boyolali dan  Sukoharjo. Kota ini memang tidak cukup besar untuk menampung banyak penduduk dengan fasilitas yang lengkap. Namun di masa lalu kota ini menjadi salah satu penyangga perekeonomian bagi Hindia Belanda.  “Jangan salah Delanggu dulu kondang.” Kata Bapak Suradi tetua salah satu desa didaerah Delanggu.  Bagaimana tidak kondang, di kota yang tidak terlalu besar ini pernah berdiri pabrik karung terbesar di asia tengga. “Pabrik nya sangat besar wilayah operasinya sampai wonosari, Juwiring, Polan harjo. Semua sawah penduduk di tanamai rami sebagai bahan utama pembuatan karung goni” Tmbah bapak Suradi mengenang kejayaan pabrik karung.
Pabrik Karung Delanggu memang terletak dipusat kota. Letaknya sangat strategis yaitu 10 m dari jalan Solo-Yogya. Melihat dari letaknya pastilah kita sudah bisa menebak seberapa penting bangunan tersebut dimasa lalu. Namun saat menengok kedalam kita hanya bisa melihat kumpulan rumah-rumah tua tak berpenghuni dengan halaman yang sudah  ditumbuhi semak dan ilalang. Bangunan ini kental dengan aksen belanda. Dengan bentuk segi lima untuk beranda depan, Jendela yang besar dan bangunan yang tinggi.   Saat menyusuri jalanana ini di ujung jalan tersapat sebuah bangunan besar. Inilah pabrik karung Goni Delanggu Yang terkenal itu. 
Namun kondisi pabrik ini sudah sangat menghawatirkan. Walaupun bangunanya masih megah berdiri namun tidak ada upaya untuk merawat. “Dulu saya ditugaskan untuk menggempur dua cerobong asap di pabrik ini. Sangat sulit untuk menggempurnya. Cerobongnya tinggi dan batu batanya besar-besar. berbeda dengan batu bata saat ini.” Kata Pak Naryo. menelisik kebelakang banyak. Bangunan Pabrik ini merupakanbangunan yang sangat penting. Banyak peristiwa sejarah yang terjadi di lingkungan pabrik.
Pada awalnya pabrik karung goni adalah sebuah pabrik gula yang didirikan pada tahun 191. Bangunan pabrik ini cukup luas dengan dua cerobong besar yang menjulang kelangit. Selain bangunan pabrik yang besar terdapat banyak bangunan rumah yang diperuntukan untuk pegawai-pegawai pabrik.  Pendirian pabrik karung ini bertujuan untuk mempermudah produksi gula, dikarenakan didaerah Delanggu dan sekitarnya memiliki perkebunan tebu yang cukup luas. Pada tahun 1871 luas perkebunan ditaksir sekitar 404 bau yang menghasilkan tebu sekitar 16. 183 pikul Dengan luas dan melimpahnya hasil tebu maka diperlukan sebuah pabrik yang mampu menampung dan mengolah hasil perkebunan ini.
Pada tahun 1930-an terjadi penurunan pasaran gula di Eropa. Hal ni berimbas pula terhadap produksi gula di Indonesia. Hasil produksi gula yang melimpah namun tidak terdapat pasar untuk memasarkanya menyebabkan kebangkrutan pabrik gula belanda ini. Sehingga pada tahun 1933 pabrik ini ditutup. Pemerintahan colonial mengalih fungsikan bangunan pabrik ini menjadi pabrik Karung goni Perubahan fungsi ini juga mengakibatkan perubahan pola tanaman. Perkebunan yang dulunya ditanami tebu digantikan dengan tanaman Rossela atau rami yang merupakan bahan baku pembuatan goni.
Seiring dengan pergantian penguasa di Indonesia yang semula dikuasai Belanda menjadi dikuasai oleh jepang. Pabrik karung goni ini masih tetap beroperasi bahkan tambah besar. Kemajuan pabrik karung goni ini diakibatkan kebijakan pemerintahan Militer jepang yang mengurangi penanaman tanaman-tanaman perdagangan dan menggantikanya dengan pertanian padi untuk mencukupi kebutuhan pangan tentara yang sedang berperang. Karung goni difungsikan sebagai wadah beras yang dikirimkan kebarak-barak tentara.
Bahkan setelah kemerdekaan Idonesia pabrik karung goni ini mengalami nasionalisasi menjadi milik pemerintahan dan pernah menjadi pabrik karung goni terbesar di Asia Tenggara. Banyak pula peristiwa setelah kemerdekaan yang terjadi  di Pabrik karung goni ini. Salah satunya adalah sebuah gerakan bersar yang bisa dikatakan sebuah gerakan demonstrasi dan pemogokan besar-besaran para pekerja pabrik yang bergabung dalam Sarbupri. Pemogokan pegawai pabrik karung delanggu ini merupakan perwujudan pergolakan dan pertentangan antara partai politik yang berkembang pada awal kemerdekaan yang menggunakan organisasi-organisasi pekerja sebagai saranan untuk mengumpulkan masa dan mendesak pemerintahan.
 Pemogokan pekerja pabrik karung ini merupakan contoh pergolakan dan proses terjadinya aliran-aliran dalam masyarakat local selama revolusi nasional. Peristiwa ini juga menjadikan proses kristalisasi aliran di daerah Delanggu menjadi dua aliran yaitu aliran islam dan golongan kiri. Golongan kiri ini yang kemudian berkembang menjadi golongan yang dianggap sebagai orang-orang PKI dan Organisasi-organisasi Underbownya.
Pada saat kondisi politk Indonesia memanas akibat Percobaan Kudeta Septembr 65 yang dianggap dilakukan oleh PKI. Di sekitar pabrik ini terjadi peristiwa yang luar biasa. Pekerja pabrik yang dianggap sebagai anggota PKI ditangkat, diasingkan bahkan dibunuh. Pabrik dianggap sebagai sarang PKI. Oleh karena peristiwa ini perlahan pabrik tutup karena banyak pegawainya yang ditangkap. Selain itu kemunduran pabrik juga diakibatkan majunya teknologi yang dapat menghasilkan karung plastic pengganti karung goni.
Setelah tidak beroperasi lagi. Pabrik ini dibiarkan terbengkalai. Banyak faktor yang menyebabkan pemerintah tidak memperhatikan pabrik ini. Pertama faktor ketidak jelasan pemilikan lahan.  Yang kedua belum adanya penelitian tentang pabrik ini. Yang ketiga tidak adanya tim yang mumpuni untuk merawat bangunan ini. Yang keempat yang paling kuat adalh faktor cerita-cerita mistik yang berkembang di kalangan masyarakat tentang pabrik ini.
Miris memang. Bangunan kuno peninggalan Belanda yang banyak menyimpan kenangan dan cerita malah terbengkalai tak terurus. Padahal Jika dilihat dari usia bangunan yang sudah mencapai 98 tahun, menurut undang-undang no 11 tentang benda cagar budaya bangunan ini sudah bisa dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya karena syarat bangunan cagar budaya adalah berusia lima puluh tahun atau lebih dan memiliki masa gaya paling singkat berusia lima puluh tahun.  Selain itu bangunan pabrik karung Delanggu ini juga  memiliki arti khusus bagi sejarah, kebudayaan, dan memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
 atan

9 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih mas. Mohon jika ada info untuk melengkapi tulisan saya

      Hapus
  2. saya sangat prihatin dengan keadaan pabrik karung goni di delanggu ini, karena banyak banguanna yang sudah rusak , yg sengaja di bongkar atau rusak dengan sendirirnya karean tidak di rawat. Semoga pemerintah bisa melihat keadaan ini dan memberikan solusi agar pabrik ini bisa menjadi cagar budaya yang terawat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jikamenilik dari usia bangunan. bangunan ini merupakan bangunan cagar budaya. perlu relawan untuk mengajukan bangunan ini ke dinas cagar budaya. agar bisa dilakukan penanganan lebih lanjut.

      Hapus
  3. Dulu sekolahku deket pabrik karung goni.. miris memang.. andai bisa dimanfaatkan kembali mampu memberikan peluang kerja untuk masy sekitar, pastk delanggu gak banyak premannya..

    BalasHapus
  4. Dulu sekolahku deket pabrik karung goni.. miris memang.. andai bisa dimanfaatkan kembali mampu memberikan peluang kerja untuk masy sekitar, pastk delanggu gak banyak premannya..

    BalasHapus
  5. Sudah seharusnya bagi kita generasi muda untuk melestarikan bangunan- bangunan yang harganya tak ternilai tersebut mas. Kalau ada info tentang pecinta sejarah di kota delanggu mohon hubungi saya mas. 083867169743

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...